Thursday, 18 August 2016

Keunikan Tari Tradisional Indonesia

Keunikan tari tradisional Indonesia
1. Keunikan gerak
Gerak tari bukan hanya berhubungan dengan kelenturan tubuh dan keluwesan saja. Oleh karena itu seorang yang mampu menguasai gerakan dengan terampil belum tentu disebut memiliki gerak yang baik. Gerakan tari juga disesuaikan dengan irama dan aliran tenaga yang tertentu. Ada tenaga yang dialirkan dengan lembut, pelan, cepat dan ada yang memerlukan tenaga yang kuat.  Kesesuaian irama juga sangat menetukan ketepatan gerakan.
Gerakan tari daerah memiliki patokan tersendiri dan masing-masing ada keunikannya, seperti gerakan kaki, tangan, kepala juga mata. Selain gerakannya sikap pada posisinya juga berbeda-beda.
Gerakan kaki yang lincah banyak diperagakan pada tarian kalimantan, sedang untuk tarian Jawa cenderung pelan dan halus. Gerakan kepala dan leher banyak ditunjukkan ditarian Sunda dan Jawa. Sementara untuk gerakan mata ditunjukan pada tarian Bali tanpa menggerakan kepala. Untuk tarian Jawa, menggerakan mata dianggap tabu.
2. Keunikan iringan
Pada hakekatnya seni tari terdiri atas dua unsur, yaitu sebagai unsur gerak, dan musik (iringan) sebagai unsur bunyi, Tidak lengkap sebuah tarian  tanpa iringan musik. Dengan demikian ekspresi jiwa sebagai ide yang ingin disampaikan lebih terasa. Karenanya musik iringan harus sejalan dengan gerakan tari yang dibawakan. Fungsi musik iringan dalam tari antara lain:
a. membantu mengatur waktu dan irama
b. membantu dalam menggambarkan suasana
c. membantu dalam penegasan ekspresi gerak
Jenis iringan musik untuk masing-masing tari daerah tentu sangat berbeda sesuai dengan karakter gerakan. Iringan musik gamelan sangat cocok untuk mengiringi tari Jawa, bukan untuk tarian Kalimantan atau Sumatera. bahkan sesama iringan gamelan juga berbeda-beda, antara gamelan jawa, gamelan sunda dan gamelan bali.
3. Keunikan busana
Tanpa dukungan kostum, suasana tari tidak akan muncul dengan baik. Masing-masing tarian harus disesuaikan  dengan jenis irama, gerakan dan tujuan tarian.
Fungsi kostum dalam tari antara lain:
a. Mendukung hidupnya watak/ karakter pelaku
b. Membedakan antara pemain satu dengan yang lain
c. Sebagai media bantu untuk membangun gerak pemain.
Pada awalnya, busana yang di gunakan adalah busana sehari-hari. Dalam perkembangan selanjutnya sangat dipengaruhi budaya daerah setempat dan kostumpun mengikuti busana daerah. Selain itu ada juga tarian yang busananya mengikuti isi dari tariannya, misalnya tari kijang, tari merak dan lain-lain yang busananya menyesuaikan dengan topik yang dibawakan.

Menyiapkan Hasil Karya untuk Pameran Kelas

Menyiapkan hasil karya untuk pameran kelas
1. Definisi pameran
Pameran adalah kegiatan untuk menampilkan hasil karya dalam usaha memperkenalkan produk kepada masyarakat. Pameran merupakan wujud akhir dari hasil berolah seni rupa yang disajikan kepada masyarakat. Kegiatan pameran melibatkan banyak orang dan kerjasama yang kompak untuk mencapai sukses.
Pameran digunakan untuk menampilkan karya seni rupa, sedangkan untuk seni tari, musik dan teater menggunakan istilah pergelaran.
2. Tujuan pameran
Tujuan diselenggarakan pameran adalah:
- sebagai sarana hiburan bagi pemerhati seni dan masyarakat
- memberi motifasi pengunjung untuk mengambil langkah konkret yang bermanfaat dalam mempelajari seni
- memupuk rasa cinta terhadap budaya bangsa
- sarana untuk memupuk bakat seni siswa
- meningkatkan apresiasi seni pada siswa
3. Fungsi pameran
a. sarana edukatif
  Pameran sebagai sarana pembelajaran untuk menanamkan kesadaran akan nilai-nilai keindahan dalam lingkup luas, mendidik akan nilai-nilai keindahan dalam lingkup luas, mendidik siswa dalam keseimbangan rasa dengan pikiran
b. sarana rekrasi
Pameran bisa menjadi sarana hiburan . Dengan melihat pameran akan timbul rasa senang, segar dan menghilangkan kejenuhan.
c. sarana prestasi
Pameran sebagai ajang berprestasi, kompetisi agar dapat berkarya yang lebih baik.
d. Sarana apresiasi
Dalam pameran akan muncul tanggapan, kritik, saran, penilaian, penghargaan, dan rangsangan untuk berbuat kreatif dalam berkarya.
Dalam menyiapkan pameran,pilihlah karya-karya yang dianggapmemiliki kualitas layak pamer dan perlu diadakan seleksi. Kumpulkan karya sesuai dengan jenisnya, antara dua dimensi dan tiga dimensi.

D. menata karya dalam pameran kelas
1. Menata ruangan
Penataan ruang yang baik akan berpengaruh pada pengunjung dalam menikmati dan menghayati hasil karya. Hal yang harus diperhatikan antara lain:
- ruangan harus segar, bersih
- perlu penerangan lampu terutama pada malam hari
- buat jalur untuk pengunjung agar teratur
- penjaga stan diusahakan agar tidak menggangu pengunjung
- buat denah ruangan agar pengunjung tidak bingung
2. Menata karya
Penataan karya sebaiknya dikelompokkan sesuai jenis karya, misalnya:
- kelompok dua dimensi
- kelompok kerjinan
- kelompok patung
- dan sebagainya
Penataan/peletakan hasil karya perlu diperhatikan:
- untuk karya lukis/foto digantungkan pad sketsel/dinding setinggi mata pengunjung
- untuk karya tiga dimensi, kerajinan diletakkan diatas meja dengan komposisi yang harmonis.

Seni Grafis

Seni Grafis
Seni grafis adalah seni yang proses pembuatannya menggu-nakan teknik cetak, biasanya diatas kertas, tetapi bisa juga meng-gunakan kain.
Pada teknik monotype, prosesnya dapat menghasikan salinan karya yang sama dalam jumlah yang banyak dan inilah yang disebut dengan proses cetak. Cetakan diciptakan dari sebuah bahan, yang secara teknis disebut dewngan matrix atau pola. Matrix yang umum digunakan adalah plat logam. Jika meng-unakan tembaga atau seng diperuntukan bagi engraving atau etsa: jika dengan batu untuk litografi, jika dengan papan kayu untuk woodent atau cukil kayu.
Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya orisinil, bukan salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi. Pada masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomer untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
Ada beberapa macam teknik mencetak:
1. Engraving/etsa
Dibuat diatas papan seng atau tembaga dengan cara menekan atau menggores sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dibagian belakan akan tampak tonjolan bekas goresan. Inilah yang digunakan untuk mencetak.
2. Litografi
Dibuat diatas batu dengan membuang bagian-bagian yang tidak digunakan. Pada bagian yang timbul akan ditorehkan cat sebagai media percetakan.
3. Woodent/ cukil kayu
Dibuat diatas papan kayu. Caranya sama dengan litografi. Hasil cetakan bisa berupa positif dan negatif. Jika bentuk gambar yang dibuang garis-garisnya, akan menghasikan cetak negatif, Sebaliknya jika bentuk gambarnya yang ditinggikan akan menghasilkan cetakan positif.
4. Cetak sablon
Dibuat dengan menggunakan silksrceen. Sebelum mengguna-kan film pada screen, terlebih dahulu dibuat gambarnya secara blok pada kertas transparan dan kemudian ditambahkan pada screen untuk menjadi sebuah film.
Dari kempat jenis cetakan tersebut, yang lebih mudah penggarapannya adalah cetak sablon. Hanya saja pada cetak sablon perlu beberapa proses hingga nsampai pada karya. Selain itu biaya untuk membuat sablon relatif cukup mahal.
Sebagai penggantinya, dapat dibuat dengan cetakan sederhana yang disebut dengan sablon cocol. Untuk sarana latihan, hal ini sangat efektif dan tidak membutuhkan biaya banyak.
Membuat sablon cocol
Berikut cara membuat cetakan dengan teknik cocol:
1. Alat dan bahan
a. kertas karton
b. cutter
c. cat
d. busa
e. karet/tali
f. kain/kertas
2. Cara pembuatan:
a. Buatlah gambar atau tulisan pada kertas karton sesuai dengan keinginan.
b. Potonglah gambar atau tulisan tersebut dengan cutter sehingga menjadi berlobang.Sisakan beberapa bagian agar gambar tidak terlepas sama sekali.
c. Letakkan kertas yang telah dipotong diatas kain/kertas yang akan dicetak
d. Cocolkan cat dengan busa yang dikat pada bagiankertas yang berlobang hingga merata.
e. Angkatlah kertas yang berlobang secara perlahan-lahan dan biarkan warna yang menempel pada kain mengering.
Untuk mencetak dalam jumlah yang banyak,tehnik sablon cocol mengalami kesulitan.Bahan yang akan dilubangi harus dicari yang memiliki daya tahan cukup lama terhadap cat,agar tidak mudah putus.

Berbagai Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan (ukir, batik, anyaman, tenun, dan membentuk)

Berbagai teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Terapan
Ada beberapa teknik pembuatan karya seni rupa terapan, disesuaikan dengan alat dan bahan yang digunakan. antara lain: tenik cor, teknik ukir, teknik batik, teknik anyaman, teknik tenun, dan membentuk.
a. Teknik cor
Teknik cor atau teknik tuang ada di Indonesia sejak jaman logam (perunggu) yaitu ketika kebudayaan perunggu masuk ke Indonesia yang kemudian dikenal teknologi pengolahan perunggu.
Yang dibuat pada masa itu antara lain: genderang perunggu, kapak, bejana dan perhiasan. Teknik tuang yang digunakan ada dua jenis yaitu teknik yang sekali paki (a cire perdue) dan teknik tuang berulang (bivalve).
Teknik cire perdue digunakan untuk membuat cetakan yang bentuknya rumit, seperti area perunggu. Caranya: buat sebuah model menggunakan tanah liat, kemudian dilapisi dengan lilin, setelah itu lapisi lagi dengan tanah liat kemudian dibakar. Saat dibakar lilin akan mencair dan terjadilah rongga. Selanjutnya, cairan perunggu dituangkan kedalam rongga. Setelah dingin cetakan tanah liat dipecahkan.
Teknik be valve adalah teknik yang digunakan untuk membuat model yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.  Teknik ini terdiri atas dua keping yang kemudian ditangkupkan, kemudian diisi bagian dalamnya. Kelebihan dari teknik ini adalah dapat digunakan berulang-ulang.
b. Teknik ulir
Teknik ukir adalah kegiatan dengan melakukan suatu goresan, memahat dan menoreh pada benda yang diukir. Bahan yang diukir pada umumnya adalah kayu. Di Indonesia  bahan ini sangat banyak tersedia, mulai dari jenis kayu yang empuk hingga yang paling padat seratnya, karena kekayaan alam Indonesia sangat berlimpah. Tetapi untuk jenis kayu tertentu sekarang sudah sulit untuk mendapatkannya karena adanya penebangan liar. Karya ukir diIndonesia sudah dikenal sejak jaman batu muda, yaitu pembuatan peralatan dari batu berupa alat perkakas rumah tangga, serta benda-benda gerabah atau kayu. Di beberapa bagian pada benda-benda gerabah dan kayu telah terdapat bentuk motif geometris, seperti tumpal, lingkaran garis, zig-zag dan segi tiga. Pada umumnya motif tersebut selain sebagai hiasan, juga memiliki makna simbol dan religius.
Seni ukir semakin berkembang saat masuknya agama Hindu dan budha pad abad ke-10. Ukiran tersebut dapat dilihat pada bangunan-bangunan candi. Bentuk motif pola ukiran sangat beragam,  tidak hanya pola geometris saja, tetapi juga pola flora dan fauna serta bentuk manusia.
c. Teknik membatik
Kerajinan batik telah lama dikenal di Indonesia, tetapi secara pastinya belum diketahui secara jelas kapan munculnya.  Karya batik merupakan karya seni rupa yang umumnya berupa gambar pola kain yang pembuatannya dengan cara menerakan malam (lilin untuk membatik), kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu melalui beberapa tahap. Tahapan tersebut antara lain tahap pewarnaan dan tahap “nglorod” atau penghilangan malam.
Alat dan bahan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Kain yang akan diberi motif (gambar)
2. Malam (lilin) sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai penghalang masuknya warna kedalam serat benang kain
3. Bahan pewarna
4. Canting dan kuas untuk menoreh-kan lilin pada kain
5. Kuas untuk menutup malam pada bidang yang lebar.
Pada prinsipnya membatik adalah menutup bagian tertentu pada kain dengan malam. Sesuai dengan perkembangan jaman, jenis batik sangat banyak sesuai dengan teknik, diantaranya:
1. Batik celup ikat, yaitu batik yang tidak menggunakan malam untuk menghalangi masuknya warna keserat kain, tetapi jangan menggunakan tali untuk mengikat. Batik jenis ini sering disebut dengan nama batik jumputan.
2. Batik cap, yaitu batik yang dibuat dengan menggunakan cap (stempel yang umumnya dibuat dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif, sehingga kain tidak perlu dibuat gambar terlebih dahulu.
4. Batik lukis, yaitu batik yang dibuat dengan cara dilukis. Dalam teknik ini seniman boleh menggunakan alat apa saja untuk mendapatkan efek-efek tertentu.
5. Batik modern, yaitu batik yang proses pembuatannya bebas, tidak terikat teknik batik yang ada, termasuk pembuatan motif dan warna, sehingga hasilnya tidak dijumpai bentuk yang sama pada setiap sisinya.
6. Batik printing, yaitu jenis kain yang motifnya seperti bati. Pembuatan batik ini tidak menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis batik ini banyak dijumpai pada baju-baju seragam sekolah.
Tempat-tempat batik diIndonesia sangat banyak dan masing-masing daerah memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Tempat batik di Indonesia antara lain: Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Tuban, Garut, Bali, dan lain sebagainya.
d. Teknik anyam
Anyaman banyak dijumpai pada benda-benda sehari-hari, seperti, keranjang, tikar, topi, bakul nasi. Bahan anyam diambil dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bambu, palem atau rotan.
Kerajinan anyaman banyak dijumpai di Indonesia. Tetapi yang paling banyak adalah dari bahan bambu, karena hampir disetiap daerah banyak terdapat pohon bambu. Daerah yang dikenal anyamannya adalah: Tasikmalaya dengan anyaman bambu dan Kalimantan dengan anyaman rotan.
e. Teknik tenun
Pada dasarnya teknik tenun hampir sama dengan teknik anyam. Perbedaannya terletak pada alat yang digunakan. Jika pada tejknik anyam hampir tidak menggunakan alat bantu, tetap pada teknik tenun menggunakan alat yang disebut lungsi atau pakan.
Daerah penghasil tenun ikat yang terkenal adalah: Bali, Lombok, Sumba, dan Flores. Kerajinan tenun lain adalah tenun songket dari Sumatera yang disebut kain tapis serta songket dari Kalimantan.
f. Teknik membentuk
Dalam teknik membentuk, bahan yang sering digunakan adalah tanah liat, sehingga sering didapati bentuk gerabah, tembikar atau keramik.
Keramik merupakan kerajinan yang sudah sangat tua umur-nya, sejak jaman batu muda (neolitikum).
Ada beberapa cara dalam teknik pembuatan keramik diantaranya:
1. Teknik pijit, yaitu teknik membuat keramik dengan pijitan tangan
2. Teknik gulung, yaitu teknik membuat keramik dengan cara menyusun unsur tanah liat yang sebelumnya dibentuk seperti tali sebesar pensil.
3. Teknik slab, yaitu teknik membuat keramik dengan cara membentuk lempengan tanah liat menyerupai lembaran kertas, kemudian dibentuk sesuai kreasi.
4. Teknik cetak, yaitu teknik membuat keramik dengan menggu-nakan alat bantu cetakan.
Selain keramik, karya rupa yang dibentuk adalah gerabah. Pembuatan gerabah ada yang dibentuk dengan pijitan, ada pula yang menggunakan alat putar. Teknik ini dapat mempercepat  pembuatan benda-benda keramik dan lebih halus. Contoh teknik keramik dengan alat putaran  antara lain: vas bunga, guci, kendi. Daerah penghasil kerajinan gerabah adalah: Kasongan (Yogyakarta), Purbalingga (Jawa Tengah), Dinoyo (Malang), dan Plered (Jawa Barat).

Seni Terapan Daerah Setempat

Seni Terapan Daerah Setempat
Seni terapan sering disebut juga dengan nama seni terpakai. istilah yang sering digunakan adalah applied art. Dinamakan seni terpakai karena hasil karya seni tersebut memiliki fungsi untuk kebutuhan manusia sehari-hari. Manusia sering menggunakan berbagai alat untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari. Dalam aktifitas rumah tangga misalnya, dapat dijumpai berbagai alat dapur, meja, kursi, lemari juga pakaian yang setiap harinya kita kenakan. Itu semua adalah hasil karya manusia.
Hasil karya seni terapan ada yang proses pembuatannya langsung dengan tangan, ada juga dalam bentuk produk yang dapat dicetak berulang-ulang. Baik yang dihasilkan secara manual maupun dengan mesin,semuanya masuk dalam kategori desain. Karena itu desain sering disebut juga dengan seni terpakai (seni terapan). Karya seni terapan dibuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu, karenanya sebelum karya itu dibuat perlu dipetimbang-kan masak-masak agar hasilnya tidak mengecewakan.
Adapun hal-hal yang harus dipetimbangkan diantaranya:
a. bentuk karya yang akan dibuat
b. bahan yang akan digunakan
c. unsur kenyamanan
d. unsur keindahan pada benda itu sendiri
Perkembangan karya rupa terapan diawali denga seiring aktifitas manusia dimuka bumi. Pada jaman pra sejarah manusia melakukan aktifitasnya masih sederhana. Kebutuhan untuk tetap hidup, bertahan hidup serta kebutuhan rohaniah. Semua itu memerlukan alat yang merupakan hasil karya rupa betapapun sederhananya. Waktu terus berlalu dan pemikiran manusiapun makin dinamis. Hasilnya terciptalah alat-alat yang lebih maju dari jaman sebelumnya. Perkembangan terus berjalan hingga sekarang dan tercipta hasil karya rupa yang semakin bervariatif. Semua itu merupakan hasil olah rasa manusia yang berjalan berabad-abad lamanya. Ketersediaan bahan kedinamisan pikiran, serta daya kreatifitas yang tinggi telah menghasilkan karya rupa yang luar biasa dan bentuknyapun makin berfariatif.
Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dengan iklimnya yang tropis merupakan wadah bagi tersedianya bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan karya rupa terapan. Berbagai jenis flora dan fauna yang dapat memberikan insfirasi kreatif yang beraneka ragam. Ditambah lagi dengan adanya suku dan budaya yang berlainan semakin menambah kaya nuasa dan corak hasil karya rupa di Indonesia baik jenis maupun bentuknya.
1. Fungsi umum karya seni rupa
Banyaknya corak dan bentuk ragam hias nusantara di-pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: letak geografis, ter-sedianya berbagai bahan serta cara pandang tiap-tiap masyarakat terhadap budaya-budaya lain. Akibat cara pandang dan kreatifitas tersebut semakin menambah banyak corak etnis baru di Indonesia, apa lagi adanya persilangan budaya dengan budaya lain.
Manusia telah dianugerahi tuhan berupa panca indra cipta, rasa dan karsa yang harus dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat melahirkan bentuk karya yang kreatif dan estetik.
Karya seni rupa muncul bersamaan dengan munculnya aktifitas manusia. Pada jaman pra sejarah manusia membuat peralatan yang masih sederhana hingga pada peralatan yang lebih kompleks, seperti yang dapat kita lihat pada saat sekarang ini. Semua benda seni yang diciptakan tentu memiliki fungsi tertentu, ada yang memiliki fungsi praktis dan ada yang berfungsi spiritual.
Berdasarkan fungsinya karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: seni rupa murni (fine art) dan karya seni rupa terapan (applied art). Pengelompokan yang secara garis besar ini tidaklah kaku sifatnya, melainkan elastis. Pada kenyataannya pada jaman sekarang ini perkembangan dapat mempengaruhi fungsi seni rupa. Ada banyak hasil karya seni rupa yang semula berfungsi sebagai seni terapan berubah fungsi menjadi seni rupa hias. Misalnya beberapa bentuk kendi yang semula merupakan tempat untuk menampung air berubah fungsi menjadi benda hias keluarga untuk pajangan diruang tamu dalam bentuk miniatur taman air terjun. Begitu juga dengan keramik yang awalnya sebagai penutup lantai, sekarang berubah menjadi hiasan dinding dengan berbagai motif gambar.
Yang dimaksud dengan seni murni (fine art) adalah ekspresi atau ungkapan gejolak pikiran, perasaan, keinginan dari pen-ciptanya. Jadi hasil karya yang terwujud benar-benar meru-pakan keinginanpenciptanya demi kepuasan batiniah. Tujuan utama dari jenis karya ini adalah demi kepentingan estetis, ekspresi dan apresiasi semata tanpa tujuan praktis untuk keperluan ekonomi dan lainnya. Yang termasuk dalam kategori seni rupa murni diantaranya: seni lukis , seni patung, seni grafis, dan seni kriya.
Seni rupa terapan adalah hasil karya rupa yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Yang dipertimbangkan dalam pembuatan seni terapan yaitu nilai fungsi atau kegunaan benda tersebut. Akan tetapi untuk visualisasinya harus tetap mempertimbangkan aspek estetis agar tetap menarik.
Prinsip dasar dalam pembuatan seni terapan adalah aspek fungsional aspek keindahan serta aspek bahan. Untuk aspek bahan ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu kekuatan bahan dan kemudahan bahan agar tidak susah dicari bahan bakunya. Jenis karya rupa terapan bermacam-macam ragamnya, diantaranya:
1. Seni arsitektur (seni bangunan)
2. Seni desain komunikasi visual (seni grafis terapan)
3. Seni kriya terapan
4. Gambar illustrasi
Seni arsitektur adalah seni yang berhubungan dengan bangunan misalnya, bangunan rumah, mesjid, kantor, dan lain-lain, termasuk didalamnya adalah desain interior.
Seni dasain komunikasi visual atau seni grafis terapan adalah karya seni rupa yang berfungsi sebagai media komunikasi misalnya desain telepon. Seni kriya terapan yaitu karya seni kriya dua atau tiga dimensi yang pembuatannya mengutamakan ketrampilan tangan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Seni kriya sering disebut juga seni kerajinan (kraft). Ada berbagai seni kerajinan antara lain: kriya kulit, kriya kayu, kriya logam, kriya batik dan anyaman.
2. Keunikan karya seni rupa terapan
Seni kriya sangat beragam baik bentuk  corak maupun bahannya. Keanekaragaman tersebut dipengaruhi oleh: bahan dan alat yang ada, teknik yang dikuasai serta faktor  lain yang dimiliki oleh pembuatnya. faktor yang berasal dari pembuatan-nya antara lain: pengalaman, latar belakang pendidikan serta faktor lain yang ikut mempengaruhi hasil karya misalnya  ide spontanitas.
Meskipun corak bentuk dan bahannya berbeda pada dasarnya seni terapan  memmiliki fungsi yang sama. jika kita lihat sebuah poci. maka dapat kita temukan poci yang terbuat dari bahan tanah liat, ada yang terbuat dari alumunium, ada juga yang mengkilat seperti kaca. Dengan perbedaan bahan biasanya, corak dan motifnya juga berbeda, tetapi fungsinya tetaplah sama, yaitu sebagai tempat penyimpanan air yang dapat dituangkan lewat mulut poci.

Pengertian Apresiasi

Pengertian apresiasi
Istilah apresiasi berasak dari bahasa latin, appretiatus yang berarti penilain atau penghargaan. Penghargaan ini tidak sama dengan menghargai sesuatu yang berhubungan dengan nilai nominal atau uang. Lebih tertuju pada sikap, rasa atau ungkapan terhadap hasil karya. Kesanggupan seorang yang telah mampu menuangkan ekspresinya lewat karya. Karena itu ungkapan akan lahir sesuai dengan apa yang diamatinya dan kemudian akan hadir persepsi atau pemahaman tertentu.
Jika seorang tidak mampu memahami terhadap apa yang dilihatnya, maka yang akan muncul adalah ungkapan rasa yang tidak suka atau kurang suka. Oleh karena itu dalam berapresiasi tidak harus dengan sesuatu yang menjunjung tinggi, boleh juga dengan ungkapan yang sifatnya mengkritik.
Jadi kegiatan apresiasi adalah aktivitas melakukan penga-matan, pemahaman dan penilaian serta kritikan. Bagaimana jika kritikan tersebut dirasa sangat pedas atau menyakitkan?
Pada dasarnya kritikan sangat dibutuhkan untuk memba-ngun semangat agar lebih baik lagi. Selayaknya kritikan atau ungkapan penilaian ditujukan untuk media pendidikan agar kreatifitas lebih konstruktif. Ingat, seni rupa adalah hasil karya seni yang lahir dari ekspresi jiwa seseorangyang diwujudkan melalui unsur-unsur rupa. Jika hasil karya yang dirasa belum memuaskan, maka berikan kritikan yang membangun.
Jangan dikecam, dihakimi atau “dibantai” dengan cacian. Itu bukanlah upaya pendidikan. Karena tujuan dari berapresiasi yaitu memberikan umpan balik agar dapat berkarya dengan lebih baik lagi dimasa mendatang.
Dengan demiklian dapat dikatakan bahwa apresiasi seniadalah suatu kegiatan melakukan pengamatan, penghayatan, penilaian (evaluasi) sekaligus memberikan latihan yang membangun terhadap suatu hasil karya seni.
Untuk memperdalam berapresiasi, banyak tempat dan acara yang dapat dikunjungi, misalnya diacara pameran hasil karya seni, baik tulisan, patung maupun desain. Atau dapat pula mengun-jungi galeri-galeri terdekat ditempat sekitar.Selain berapresiasi anda akan mendapat nilai lebih yang jarang didapat orang lain, yaitu ilmu tentang bagaimana cara membuat (berkarya). Biasanya dalam sebuah pameran ada diskusi yang sengaja digelar untuk membedah hasil karya seni. Melalui diskusi itullah kita bisa tahu bagaimana cara membuat karya seni. Selain itu kita bisa belajar banyak bagaimana cara menghargai pendapat orang lain.
Dilingkungan kita sebenarnya banyak benda-benda yang menarik dan indah untuk diapresiasi. Dalam keseharian sebenarnya kita sering menjumpai karya seni, namun karena tidak ada tujuan tertentu kita sering melupakan begitu saja. Mulailah anda mengapresiasi hasil karya seni yang sederhana diawali hasil karya teman anda atau jika mungkin, apresiasilah hasil karya seni anda sendiri.

Mengapresiasi Karya Seni Musik Mancanegara di Asia

Mengapresiasi Karya Seni Musik Mancanegara di Asia




A. Mengenal Musik dan Lagu Mancanegara di Asia

Kultur musik negara – negara di Asia tercermin dari keragaman lagu – lagu yang berbasis ratusan budaya dan etnik. Masing – masing mempunyai perspektif keindahan yang berbeda sesuai dengan latar belakang sejarah perkembangannya.
Keberagaman musik dan lagu Negara – Negara di Asia dapat juga dilihat dari variasi kultur yang diwakili. Persamaan struktur unsur – unsur musik tradisional masih sama sejak zaman dahulu. Misalnya alat – alat musik tertua yang bersumber dari Cina, yaitu tong fu ( bronze kettledrum atau sejenis gong dari perunggu ). Persamaaan yang lain berupa kekauaan instrument musik secara umum, gaya seni pertunjukan, variasi akar budaya, dan dinamika pertukaran budaya selama masa kolonial.

1. Pembagian Musik dan Lagu Berdasarkan Masa

a. Masa kultur keagamaan Animisme
Fokus aktivitas bermusik Negara – Negara Asia awalnya untuk praktek ritual keagamaan. Sistem kepercayaan mereka adalah animisme, percaya akan kekuatan gaib dan spiritual. Musik dan lagu untuk ritual animisme juga tumbuh subur secara spiritual melalui pemujaan kepada roh nenek moyang.
b. Masa Hindu – Budha
Simbol konkret Hindu – budha dapat dilihat dari keberadaan candi Prambanan serta candi Borobudur di Indonesia, dan Sukhotai di Thailand. Candi – candi itu melambangkan hubungan pandangan hidup, mitologi, sistem kepercayaan, dan kehidupan nyata masyarakat.
Pada relief candi Prambanan, ditemui kisah epik Ramayana. Seni pertunjukan wayang kulit, wayang melayu, dan nang taloong memiliki kesamaan sumber yakni epik Mahabarata dan Ramayana. Salah satu versi Ramayana di Filipina adalah Radiya Margandiri. Hal ini menunjukan persamaan konsep Hindu – Budha yang masuk ke Filipina juga berasal dari India sejak sebelum milenium pertama.
c. Masa Islam
Setelah Islam masuk ke negara- negara Asia, music dan lagu dari Arab mempengaruhi perkembangan music dan lagu di Asia. Alat –alat musik seperti gambus, rebab, dan mandolin mulai dikenal. Lagu –lagu berirama Timur – Tengah diperdengarkan di mana – mana, lafal – lafal yang menyartai ibadah agama Islam dalam bentuk azan, takbir, dan tahlil semakin dikenal. Seni bacaan Al’Quran menggunakan qira’ah, yaitu bacaan secara melodis.

2. Musik dan Lagu Negara – Negara di Asia

a. Musik dan Lagu Brunei Darussalam

Dari sumber yang tersedia, diperkirakan musik  dan lagu Brunei baru eksis hidup di negri itu sejak pemerintahan Sultan Bolkiah. Menurut arsip dinasti Sung ( 960 – 1272 M ), masyarakat Brunei bermain musik dengan memukul drum, meniup seruling, dan memukul gong. Mereka juga bernyanyi dan menari diiringi permainan flute dan drum. Perkembangan musik Brunei parallel dengan tarian, terutama dalam konteks tradisional. Musik Brunei pertama kali diperdengarkan di luar negeri pada tahun 1922 ketika dimainkan di Singapura oleh kelompok lawatan budaya yang menyertai kunjungan Sultan Muhammad Jamalul Alam 11.

Berikut ini daftar lagu lagu Brunei asli :

1) Alus Jua Dindang
2) Samalindang
3) Anding
4) Kampung Air
5) Air Pasang
6) Ya Illahi
7) Indung Anak
8) Jong Sarat
9) Tudung Dulang
10) Lanang Beladu Lanang
11) Naindung
12) Dong Dong Oma
13) Adai Adai
14) Dundong Dundong
15) Hola Hela
16) Tipa
17) Kayum Oya Kayum
18) Dindang Di Dindang
19) Dindang Bidara
20) Adun Ku Bima
21) Indung Anak Indung Bunga Ku
22) Lela Mencanai
23) Lumut Lunting
b. Musik dan Lagu di Malaysia

Ketika Islam masuk pada abad ke – 13, berkembang sejenis tarian zapin yang diiringi musik rebana. Rebana tiga dawai juga masuk dan populer sebagai kelengkapan iringan ghazal dan naubat.
Di era kolonialisme Eropa, musik semi modern barat diperkenalkan oleh pengaruh budaya Portugis, Spanyol, dan Inggris. Pada era ini terjadi kombinasi yang harmonis antara musik tradisional dan modern. Hasilnya, lagu – lagu tradisional disusun dalam tangga nada diatonik.

Berikut ini adalah instrumen musik yang dikenal di Malaysia

Jenis Nama Keterangan
Aerophones (tiup) Serunai Terbuat dari kayu, memiliki 8 lubang
nafiri Terbuat dari perak, tanpa lubang, dan ketika ditiup, menghasilkan suara seperti bunyi dengung lebah jantan.
Seruling Terbuat dari bambu, di Serawak disebut Kesuling.
Tuahi, silingut Terbuat dari bambu, ditiup dengan hidung, memiliki 4 lubang di bagian atas dan 1 lubang di bawah.
Sompoton, keluri Organ tiup
Chordophones (alat musik berdawai) Rebab Berasal dari Timur – Tengah, alat musik gesek.
Sape Seperti gitar dayak dengan 2 senar
Bilikan Seperti sape dengan 3 senar.
Sundatan Gambus dengan 2 senar
Ud Gambus asli dari Timur – Tengah dengan 11 senar.
Tongkungon Seperti gitar dengan 7 senar.
Membranophones(berselaput getar) Geduk Di Indonesia disebut bedug
Dambak Bedug kecil
Gendang
Gedumbak Seperti tifa, tetapi bagian atas lebih besar dan bundar.
Rebana
Nahara Seperti drum
Ketubong Seperti tifa
Idiophones(pukul) Gong
Canang
Kempul
Ketuk Macam – macam gong berbagai ukuran
Kenung Bonang
KromongCing / kesi Sejenis simbal
Saron (demung) Sama dengan saron di Indonesia
Barung, peking, gambang Sejenis kentongan
Ketungan/ tongunggak

Berikut adalah lagu – lagu nyanyian rakyat dari Malaysia :
1. Angin
2. Burung Kenek – kenek
3. Ya Habibun
4. Tu bulan Tu Bintang
5. Nazam Ya Tuan
6. Indung – indung
7. Tebang Tebu
8. Galah Mudik
9. Anak Kambing Cantik – cantik
10. Alamat Hari Nak Siang

c. Musik dan lagu di Thailand
Berbagai variasi bentuk seni vocal ditemukan di setiap tingkatan masyarakat Siam ( Thailand ), antara lain :
1. Karn Khad Rong ( nyanyian )
2. Karn Khab Lumnun
3. Karn Khab Botklorn ( seni baca puisi )
4. Hae
5. Rai
6. Thes ( seni bercerita )
7. Soud
8. Eu, dan
9. Kom Daek ( syair pendek untuk anak – anak )

Masyarakat Thailand mengenal lagu – lagu keagamaan dan lagu – lagu untuk ritual keagamaan yang bersifat sakral, diantaranya soud, thes, kron, chant, dan karp. Sementara lagu – lagu yang bersifat hiburan protan, diantaranya adalah karb, khab, dan lumnum. Syair anak – anak termasuk dalam jenis hiburan, misalnya plaeng, klomdaek, plaeng chanong, dan eo. Lagu – lagu ini menggunakan irama rakyat yang tidak beraturan. Selain itu, ada plang bork sebuah lagu rakyat selatan Thailand.
Senimusik modern Thailand dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe klasik dan tipe populer. Tipe klasik memiliki 3 kategori yang disajikan dalam bentuk ansambel, yaitu phipat, manori, dan kleong sai.

d. Musik dan lagu di Filiphina

Sejarah budaya masyarakat Filiphina telah menghasilkan suatu variasi agung bentuk dan praktik musik yang dikembangkan dari perbedaan dua sumber utama, yaitu peradaban tradisional Asia Tenggara, dan peradaban Euro – Amerika. Seni musik Filiphina dapat dirinci berdasarkan jenisnya, yaitu seni musik instrumental, dan seni musik vocal.

Berikut ini contoh jenis musik di Filiphina :

1. Seni musik instrumental
a. Ansambel gong – chime ( untuk mengiringi tari – tarian berpasangan )
b. Ansambel kulintang ( untuk mengiringi acara pinangan )
c. Ansambel tituray agung
d. Ansambel basal
2. Seni musik dengan alat musik non logam
a. Saggeypo kalinga ( suling bamboo yang memiliki ketinggian nada yang berbeda – beda, yang dimainkan dalam kelompok )
b. Kollitong kalinga ( siter dengan banyak senar, hanya dimainkan untuk tarian kelompok )
c. Paratag kalinga ( sejenis gambang mata pisau yang pada umumnya dimainkan oleh anak – anak )
d. Bangibang
e. Aukkao
f. Patanggu
3. Seni Musik Bergaya Barat
Biasanya dimainkan dalam kegiatan kaum kristiani.
a. Ansambel besar dengan alat musik tiup sebagai unsur utama. Biasanya untuk upacara – upacara panunuluyan ( upacara mengenang Maria dan Josep yang mencari tempat perlindungan bagi kelahiran Jesus ), salubong ( upacara Paskah ), senakulo ( drama kesengsaraan kristus ), komedya, dan Sarswella ( adaptasi local dari Zarzuela Spanyol ).
b. Rondalya Lorkestra dengan instrument musik string ( petik ) sebagai unsure utama. Biasanya untuk mengiringi tari – tarian rakyat.
c. Grup musik tiup ( sejenis marching band )
d. Musikong bumbong ( grup musik tiup dari bambu )
e. Orkes simfoni
4. Seni musik vocal
a. Epik ( syair kepahlawanan ) : darangen, kudaman, ibalong, biag ni lam – ang, hudhud, ullahingan, gamba tutu, rajah, dan indirapatra.
b. Seni musikalisasi puisi
c. Lagu ritual, contohnya sanghiyang
d. Lagu kematian, contohnya didiyew, pangade han trisahio, iring – iring, balasyon, dung – aw
e. Lagu – lagu Islami, seperti dzikir

B. Mengapresiasi Keunikan Lagu Mancanegara di Asia

Apresiasi merupakan respon atau tanggapan terhadap sebuah karya seni. Tanggapan tersebut dapat berupa penilaian ataupun analisis terhadap karya tersebut. Sikap apresiasi terhadap sebuah kerya seni sangat penting untuk pengembangan dan kemajuan karya seni tersebut, selain itu dapat memunculkan idea tau gagasan untuk berkreasi lebih baik lagi.

Soal-Soal Musik Tradisional

Soal-Soal Musik Tradisional
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar!
1. Musik kolintang tergolong jenis idiophone, karena cara mem-bunyikannya dengan  ...
a. dipetik       b. ditiup
c. digesek     d. dipukul
e. ditabuh
2. Musik tradisional Sunda seperti gending cianjuran dapat menjadi  ...
a. musik non-tradisi b. musik tembang
c. musik vokal     d. nusik estetis
e. musik modern
3. Lagu ampar-ampar pisang berasal dari daerah  ...
a. Maluku     b. Sumatera barat
c. Batak d. Sumatera selatan
e. Kalimantan
4. Musik tradisional bersumber dari ...
a. daerah setempat     b. adat dan tradisi
c. daerah nusantara d. sosial budaya masyarakat
e. tradisi budaya daerah
5. Kelompok pencon pada gamelan Jawa terdiri atas alat berikut, kecuali  ...
a. slentem     b. gong
c. kenong   d. kempyang
e. kempul
6. Sumber bunyi musik vokal berasal dari  ...
a. suara   b. suara alat musik
c. suara manusia d. musik
e. suara apa saja
7. Alat musik tradisional angklung berasal dari daerah  ...
a. Sunda b. Menado
c. Jakarta d. Jambi
e. Aceh
8. Angklung tersebut dari bahan   ...
a. kayu b. perunggu
c. bambu d. rotan
e. besi
9. seni musik merupakan salah satu bagian dari...
a. kesenian       b.     seni budaya
c. dkebudaayan     d. seni suara
e. seni tradisional
10. bambay kromong adalah musik tradisional dari daerah  ...
a. jawa barat     b. jawa tengah
c. betawi   d. sumatra selatan
e. jawa timur


B. jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan jelas
1. sebutkan 3 contoh musik tradisional sebagai musik keagamaan !
2. sebutkan alat-alat musik yang digunakan dalam seperangkat musik angklung
3. sebutkan 4 contoh musik tradisonal yang digunakan untuk permainan!
4. sebutkan 3 contoh lagu tradisional yang berasal dari betawi !
5. jelaskan apa yang dimaksud dengan musik tradisional !

Judul-Judul Lagu-lagu Daerah (Tradisional) dan Daerah Asalnya

Judul Lagu Daerah (Tradisional) dan Asalnya
Lagu daerah/ tradisidisebut juga lagu rakyat, yaitu lagu yang lahir dari tradisi budaya setempat. L:agu ini akan terus mengalir dari mulai keluarga, masyarakat dan terus turun menurun.
Biasanya lagu rakyat tidak diketahui siapa penciptanya. Dan dapat dipelajari secara langsung tanpa harus membaca not.
Lagu daerah biasanya dapat dikenali melalui ciri-cirinya:
1. Lagu yang musiknya sangat sederhana
2. Jarang diketahui siapa penciptanya.
3. Didalamnya terkandung sifat sosial
4. Berisi tentang kehidupan masyarakat tertentu
5. Menggambarkan situasi masyarakat pada saat itu.
Macam-macam lagu tradisional diantaranya seperti beikut:
a. Daerah Sunda: bubuy bulan, tokecang aing, rayak-rayak, cangkeuling, panon hideung, manuk dadali, dan lain-lain
b. Daerah Jawa Tengah: macapat (ada 11 jenis), gambang suling, lir ilir, tekate dipanah, suwe ora jamu, gundul pacul dan lain-lain.
c. Daerah Jawa Timur: Tombo ati, rek ayo rek, ande-ande lumut.
d. Daerah Madura: tanduk majeng, korban sape.
e. Daerah Bali: janger, dewa ayu, ma cepet-cepetan
f. Daerah Aceh:  bungong jeumpa, pisau surit
g. Daerah tapanuli: utet, sitara tilo, mendekdek magambiri.
h. Sumatera timur: injit-injit semut, timang-timang anakku sayang,
i. Daerah Sumatera Barat: kambanglah bungo, kampung nan jauh dimato, paku gelang, ayam dan lapeh, mat inang.
j. Daerah Sumatera selatan: dele sengke, tarik tanggai
k. Daerah Riau : lancang kuning, soleram,
l. Daerah Kalimantan Barat : cik-cik periok,
m. Daerah Kalimantan Tengah: Tunupi wayu, naluya, kalayar
n. Daerah Kalimantan Selatan: Ampar-ampar pisang, pasir berantai
o. Daearah Sulawesi Utara: Oina nikeke, sipotokaan
p. Daerah Sulawesi Selatan: Pakarena, marencong
q. Daerah Sulawesi tengah: tondok kadadinglu
r. Daerah NTT dan Timor: desaku, tutukoda, moree
s. Daerah maluku: kuhate, kole-kole olesioh, burung kaka tua, waktu hujan sore-sore ,ulate, buka pintu dan lain-lain.
t. Daerah Papua : apuse, yamko rambe yamko
u. Daerah DKI: surilang, jali-jali, kicir-kicir, keroncong kemayoran,

Seni Musik Tradisional

Seni Musik tradisional
1. Fungsi musik tradisional
Yang dimaksud musik tradisional adalah musik yang bersumber dari tradisi daerah masing-masing yang mengalir secara turun menurun dan bersifat sederhana. Jenis musik ini disebut juga dengan nama musik daerah. Setiap jenis musik daerah mempunyai fungsi yang berbeda satu sam lain.
Masing-masing mempunyai karakter, adat dan budaya masyarakat yang mempengaruhi. tetapi pada dasrnya musik daerah banyak memiliki persamaan dalam fungsinya, antara lain:
a. Sebagai musik yang sakral (religius), yang biasanya bisa didapati dalam acara upacara, baik acara upacara keagamaan, upacara adat maupun upacara hajatan.
b. Menceritakan suatu kisah, yang biasanya diambil dari kisah cerita rakyat daerah setempat. Disini ada tembang yang dilantunkan oleh penyanyi.
c. Sebagai alat pengiring dari sebuah tarian tradisional.
d. Sebagai alat hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat dalam acara-acara yang riang misalnya, saat menyambut pesta panen, menyambut pergantian tahun dan lain-lain.
2. Nilai yang terkandung dalam musik tradisional
Nilai yang sangat luhur dalam  musik tradisional dapat dilihat dalam uraian berikut:
a. memilih nilai budi pekerti yang luhur,karna musik tradisional mengajarkan tuntunan agama,tatacara bertingkah laku dan pesan-pesan etika serta keindahan.didalamnya terdapat ajaran keteladanan untu berlaku sederhana dan bersahaja.
b. merupakan alat komunikasi,yang isinya memberikan tanda tertentu,misalnya:adanya komunikasi terhadap tuhan lewat musik,komunikasi akan adanya bahaya lewat kentongan dan lain-lain.
c. memiliki isi tentang ekspresi,ide dan keinginan hati sang pencipta(manusia)akan suatu hal.Misalnya dalam alunan musik gamelan yang terdengar sendu menunjukan bahwa isi didalamnya terdapat kesedihan yang menyayat atau rasa gembira yang dilantunkan dengan iringan yang dinamis.
d. sebagai media yang bermain;pada umumnya sangat digemari oleh anak-anak pada saat bermain sambil melantunkan tembang yang riang.
3. Jenis-jenis musik tradisional
Indonesia sangat kaya akan musik tradisional yang bersumber dari berbagai suku dan daerah.Msing-masing memiliki ciri,karakterdan keinikan sendiri.Jenis-jenis musik-musik tradisional daerah detempat antara lain:
a. Musik tradisional Aceh
musiknya bersipat keagamaan,bernafaskan islam.alat musiknya berupa:rebana,gambus,gendang,suling,canang tring.
b. Musik tradisional batak, Sumatra utara
Kebanyakkan musik didaerah ini banyak di pengaruhi oleh musik gereja, yang membawa kesadaran musik diatonis yangharmonis.
Musik daerah ini disebut dengan musik gondang atau tataganing, instrumen yang digunakan diantaranya: seruling, gendang, kecapi, gong, gambang (gerantung), tanggetong.
c. Musik tradisional Riau
Musik tradisional riau terbagi menjadi dua bagian yaitu, musik gambus dan musik orkes melayu. Musik gambus pada umumnya bertemakan agama islam, dan cinta.  Alatnya berupa gambus, rebana dan biola. Orkes mulayumemainkan lagu-lagu melayu (dangdut). Alat yang digunakan berupa akordeon, gong, dan gendang Melayu.
d. Musik tradisional Sumatera Barat
Didaerah sumatera barat ada musik yang terkenal, yaitu, talempong yang merupakan perpaduan antara alat musik daerah dengan alat musik modern. Alat musik daerah yang digunakan antara lain: ketipung, rebana, gendang, talempong, gong, suling, serunai dan seluang bansi. Sedangkan alat musik modernnya adalah: gitar, biola, terompet.
e. Musik tradisional Jawa Barat
Alat musik di Jawa Barat (Sunda) sangat banyak, misalnya:
- Calung, terbuat dari bambu dan termasuk alat musik pukul.
- Angklung, terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dikocok.
- Gamelan degung, merupakan seperangkat alat musik gamelan ( saron, bonang, peking, rincik, gong, jengglong, gendang, rebab, kecapi, suling)
- Klenengan, merupakan permainan alat musik gamelan yang diiringi dengan nyanyian sebagai iringan sebuah tarian.
f. Musik tradisional Betawi (Jakarta)
Musik daerah betawi diantaranya:
- Tanjidor, merupakan kesenian tradisional betawi yang memiliki ciri khas menggunakan terompet dengan bas drum.
- Gambang kromong, merupakan musik campuran antara gamelan dengan alat musik umum.
g. Musik tradisional Jawa Tengah dan Jawa Timur
 Yang paling menonjol dari dua daerah tersebut adalah gamelan dengan serentetan alat musik gamelan pada umumnya. Jenis musik lainnya adalah: kentrung, gong gumbeng, lesung,, kentongan, calung, dan terbang.
h. Musik tradisional Bali
Musik tradisional Bali hampir sama dengan musik Jawa, yaitu gamelan. Yang membedakan adalah nada pada gamelan Bali lebih nyaring dan dinamis dengan tangga nada pentatonis.
i. Musik tradisional Kalimantan
Musik dari suku dayak yang khas denganalat musik antara lain:
- Kasapi atau sampek
- Suling, dengan sebut5an kedire, leledi atau keruni
- Gendang
- Gong
j. Musik tradisional Minahasa
Musik khas dari Minahasa adalah kolintang, sejenis gambang yang terbuat dari kayu, tangga nada yang digunakan adalah  diatonis.
k. Musik tradisional Sulawesi Selatan
Musik tradisional dari sulawesi selatan adalah gandrang (Makasar) dan idiokardo (Bugis). Sedangkan alat yang digunakan antara lain:  gendang, keso (rebab dua dawai), kecapi, popandi dan suling.
l. Musik  tradisional Sulawesi Utara
Alat musik yang digunakan yaitu:
- Garpu tala dan suling bambu
- Sakede dan arababu
- Tegonggong (gendang kulit)
m. Musik tradisional Maluku
Alat musik yang digunakan adalah:
- Korno, alat musik yang ditiup dari siput
- Tifa (sejenis gendang)
- Idiokoro (alat musik tabuh)
- Arababu ( alat musik rebab dari tempurung)
- Gong
n. Musik tradisional Papua
Musik Papua sangat dipengaruhi musik dari Maluku. Alat musik yang unik diPapua anatara lain:
- Genderang, dari kulit biawak
- Rebana, tifa, rebab
- Sekakas

Wednesday, 17 August 2016

Maraknya Kesenian Ketoprak di Televisi
Ketoprak Hiburan untuk Rakyat hingga Seorang Presiden

Yudi Purbowinanto, SS

Munculnya berbagai stasiun TV swasta  berdampak terhadap seluruh  aspek kehidupan. Sisi positif dan sisi negatif dari kehadirannya  saling berbalas adu argumen tanpa ada habis-habisnya. Di tengah banyaknya deraan itu, bagaimana pun juga,  baik disadari maupun tanpa disadari, televisi membawa misi menuju perkembangan.
Salah satunnya dari segi  kesenian daerah. Salah satu kesenian yang telah berhasil menembus siaran televisi, diantaranya adalah ketoprak.
Banyak orang yang mengenal ketoprak melalui televisi.  Bahkan, anak-anakpun banyak mengenalnya. Lalu, apakah mereka mengetahui latar belakang ketoprak? Akan sangat menarik bagi kita jika menyaksikan sesuatu jika mengetahui latar belakangnya.
Sebenarnya, ketoprak adalah suatu bentuk drama rakyat tradisional yang berasal dari Jawa tengah. Lalu, Ketoprak juga berkembang ke Jawa Timur. Ketoprak yang sering kita saksikan di televisi adalah perkembangan dari  bentuk ketoprak lesung yang muncul sekitar satu abad yang lalu di  Surakarta.
Konon,  ketoprak diciptakan oleh Raden Kanjeng Tumenggung Wreksodiningrat pada tahun 1898. Ia adalah seorang Bupati Gedongkiwo, Kesunanan Surakarta. Lalu, apa yang melatarbelakangi beliau menciptakan kesenian itu?
Kesenian ini tercipta secara spontan. Pada saat itu,  rakyat di Surakarta terjangkit penyakit pes. KRT Wreksodiningrat merasa sedih dan terharu melihat warganya  yang menderita. Ia memerintahkan beberapa abdinya untuk menghibur warga yang tertimpa kemalangan tersebut. Dengan kelompok penghibur yang seadanya, mereka  menari dan menyanyi dengan iringan lesung (alat penumbuk padi) sebagai alat tabuhnya. Oleh karena itu,  hiburan ini disebut ketoprak lesung.
Pada tahun-tahun selanjutnya, hiburan ini semakin berkembang dengan adanya beberpa kelompok seniman. Peralatan yang digunakan pun berkembang, misalkan dengan menggunakan gamelan sebagai mengiringnya. kelompok ini mulai tampil di luar keraton. Bahkan menyebar ke daerah Yogyakarta sekitar tahun 1900-an.
Pemainnya dapat terdiri dari pria dan wanita. Adapun jumlahnya bergantung pada lakon yang dibawakan. Dahulu, ketoprak dimainkan pada malam hari dengan lama bermain 3-4 jam. Kostum yang dikenakan  berupa pakaian daerah Jawa dengan bahasa pengiring bahasa Jawa. Ceritanya berkisar pada sejarah atau babad Jawa, misalnya kehidupan Sultan Agung, Cerita panji, cerita menak, cerita fiksi.   Berbeda halnya dengan wayang Orang, pelukisan tokoh ketoprak lebih realistis.
Dalam setiap penampilannya, ketoprak mengadung unsur seni tari, seni suara seni musik, dan seni akting. Namun, dalam perkembangannya, tarian dan tembang dirasakan  menghambat segi dramatiknya, sehingga tari dan tembang mulai dihilangkan atau dikurangi. Tarian digantikan dengan akting yang lebih realistis dan tembang digantikan dengan dialog langsung.
Sejak awal abad ke-20, sudah banyak grup ketoprak yang bermunculan. Di antaranya yang bertahan cukup lama dan merupakan grup ketoprak yang terkenal adalah grup Ketoprak Gaya Baru Siswa Budoyo  dari Tulungangung,  pimpinan Ki Siswondo Hardjosuwito. Kelompok ini sudah berdiri sekitar tiga puluh tahunan. Ada juga ketoprak ongkek, ketoprak keliling yang bemain dari kampung ke kampung secara berpindah-pindah dengan menggunakan peralatan yang mudah dibuat.
Sebenarnya,  berbagai acara yang disajikan di dalam televisi sangat banyak. Bahkan banyak sekali  yang mengantre dalam daftar tunggu. Sesuai dengan misinya, bagaimanapun juga televisi merupakan lembaga profit di bidang hiburan. Jadi, segala sesuatu yang disajikannya,  hiburan merupakan  tujuan utamanya.
 Di sini terbukti bahwa ketoprak merupakan merupakan suatu kesenian yang bersifat hiburan yang yang tak kalah dengan hiburan lainnya seperti film, musik, dan lain-lainnya. Suatu siburan  yang semula tampak tradisional atau sebagian orang menyebutnya hiburan rakyat, kini menjadi suatu hiburan yang  modern, tanpa mengurangi nilai-nilai/tujuannya. Bahkan, seorang presiden, di tengah-tengah kesibukannya, pernah menyempatkan diri untuk menyaksikan secara langsung sebuah pertunjukkan ketoprak yang sedang diambil gambar oleh teve swasta.
Sangat menggembirakan dan perlu menjadi contoh  bagi kesenian daerah lainnya. Keberhasilan pelestarian kesenian ini, sehingga dapat diterima di masyarakat, bukanlah hal yang mudah dilakukan, semudah membalikkan telapak tangan. Ini merupakan kerja berat yang memerlukan tangan-tangan terampil yang profesional. Disebut profesional karena orang-orang tersebut benar-benar berkonsentrasi dalam mengolahnya. Lebih jauh dari itu, mereka tidak segan-segan untuk menyatakan bahwa ketoprak adalah profesinya. Hasilnya memang benar selain mendapat kepuasan moral, merekapun mendapat kepuasan materiil. Apapun profesi itu, apabila digarap dengan sungguh-sungguh, tentunya akan menghasilkan kepuasan.
Keberhasilan sebuah stasiun tv swasta dalam menyajikan acara ketoprak menimbulkan ketertarikan bagi stasiun tv lainnya. Akhirnya, semua tv swasta menyajikan acara ketoprak. Ini merupakan lahan emas bagi para pemain ketoprak. Bahkan, banyak orang yang menjadi terkenal melalui peran ketoprak.
Lalu, bagaimanakah dengan kesenian tradisional lainnya? Mampukah kesenian tradisional yang ada di seluruh daerah di Indonesia berkembang seperti halnya ketoprak?

Sunday, 14 August 2016

Mengenal alat musik tradisional angklung

Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Tanah Sunda. Alat musik ini terbuat dari bambu.  Cara membunyikannya dengan  digoyangkan sehingga terjadi benturan yang menghasilkan bunyi. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
 Adapun jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna putih). Purwa rupa alat musik angklung; tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk batangan setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Alat musik ini telah dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda. Semula alat ini digunakan sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan. Itulah sebabnya, pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung. Pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak-anak pada waktu itu.
Konon terciptanya musik angklung digunakan sebagai lagu persembahan terhadap Dewi Sri sebagai Dewi Padi. Seperti kita ketahui bahwa masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan.
Perenungan masyarakat Sunda dahulu dalam mengolah pertanian terutama di sawah dan huma telah melahirkan penciptaan syair dan lagu sebagai penghormatan dan persembahan terhadap Nyai Sri Pohaci, serta upaya tolak bala agar cocok tanam mereka tidak mengundang malapetaka, baik gangguan hama maupun bencana alam lainnya.
Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung.
Perkembangan selanjutnya, permainan Angklung menjadi kesenian tradisional Sunda.  Kesenian itu disertai pula dengan unsur gerak dan tari dengan pola dan aturan-aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan upacara penghormatan padi. Upacara itu dilakukan pada waktu mengarak padi ke lumbung. Juga pada saat-saat mengawali menanam padi. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung.
Dalam perkembangannya, angklung menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.