Musik adalah bahasa universal, sehingga setiap orang akan mampu mencerna, memahami, dan menikmati musik tanpa harus mengenal, mengerti, dan memahami bahasa yang digunakan oleh penciptanya. Memahami musik cukup dengan bahasa rasa.
Berikut ini akan dipelajari perkembangan musik di mancanegara, khususnya di Eropa, agar kita dapat lebih mengenal akan perkembangan musik yang hingga kini kita nikmati.
A. Sejarah Musik Eropa dan Budaya yang mempengaruhinya
Musik pada awal keberadaan manusia jauh berbeda tingkat kecanggihannya dengan musik masa kini. Sesederhana apapun musik pada zaman tersebut, pada prinsipnya musik itu sama, yaitu hal – hal yang berhubungan dengan melodi, ritme, dan harmoni.
Para sejarawan yang mengkhususkan diri dalam penulisan sejarah musik cenderung memulai karyanya dengan menyajikan fakta – fakta sejarah yang memiliki data – data yang cukup. Menurut Dieter Mack, ahli musik kebangsaan Jerman, sejarah musik dunia dapat disajikan dengan periodesasi sebagai berikut ini.
1. Musik Zaman Kuno ( mulai 3000 SM )
Musik zaman kuno sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Bukti keberadaan seni musik tersebut dapat ditemukan bersamaan dengan penemuan prasasti – prasasti dan monumen – monumen arkeologi yang menjelaskan keberadaan seni budaya pada masanya.
a). Arab prasejarah ( 3000 – 1000 SM ) sampai masa Islam
Bersumber dari prasasti Asyria dari abad 7 SM yang menyebutkan bahwa orang tahanan Arab bekerja sambil bernyanyi dengan begitu indahnya, hingga tuan – tuan Asyria terpesona dan ingin mendengar lebih banyak.
Musik Arab berkembang di Ukas dan Mekkah. Ukas adalah tempat perdagangan juga pusat para penyair dan pemusik berkumpul. Para peziarah di Mekkah zaman itu juga memakai lagu sederhana yang hingga kini masih tampak pengaruhnya pada lafal tahlil dan talbiyah. Biasanya musik dan lagu dibawakan oleh gadis – gadis yang disebut Qaina ( biduan ) pada acara pesta.
Dalam Islam, musik juga ditemui dalam kegiatan ibadah. Hal itu masih dapat disaksikan hingga kini unsur – unsur melodi muncul dalam berbagai aktivitas keagamaan. Berikut adalah beberapa contohnya :
- Azan : Mula – mula dilagukan dengan nada sedih, namun kini makin melodius
dan bervariasi
- Takbir : Lantunan madah untuk mengagungkan Allah saat menyambut Idul Fitri
dan Idul Adha
- Qiro’ah : Seni baca Al – Qur’an yang bahkan dilombakan dalam MTQ
- Masha’id : Lagu – lagu hiburan rohani
b). Mesir Kuno ( mulai tahun 2.000 SM )
Menurut mitos bangsa Mesir, seni musik berawal dari raja – raja keturunan dewa seni, yaitu Isis, sehingga seni musik dianggap keramat dan luhur. Oleh karena itu, karya – karya seniman musik diatur dengan ketat. Aturan tersebut diantaranya adalah bangsa Mesir hanya boleh menyanyikan lagu – lagu negerinya saja dan dilarang menyanyikan lagu – lagu Negara lain. Namun, karena aturan tersebut, maka tidak ada jejak kemajuan yang dapat dirintis.
Lagu – lagu zaman Mesir kuno umumnya paling banyak hanya memiliki 4 nada ( angka 4 dianggap sebagai angka keramat oleh bangsa Mesir ). Tangga nada sebagai dasar seni musiknya pun dikenal sebagai tetcakord ( empat dawai )
c). Cina Kuno ( mulai tahun 2000 SM )
Bangsa Cina meyakini bahwa seni musik adalah seni yang paling sempurna di dunia. Filsuf Cina, Konfuce, mengatakan : “Bila kamu ingin mengetahui apakah sebuah Negara mempunyai pemerintahan dan adapt istiadat yang baik, lihatlah pada karya musiknya”.
Seiring dengan kebiasaan bangsa Cina yang suka menjelajah ke seluruh dunia dalam rangka menjalin hubungan dagang, diplomatic, dan kebudayaan, seni musik Cina pun berkembang dan mempengaruhi seni musik di wilayah sekitarnya.
Seni musik Cina kuno sudah mengenal tangga nada. Semula terdiri dari 5 nada, tanpa ada E dan B. Tangga nada yang lama itu adalah FGACD. Kemudian dikembangkan lagi menjadi 7 nada dengan penambahan E dan B. Tangga nada ini dikenal dengan tangga nada baru : FGABCDE
d). India ( mulai tahun 1.500 SM )
Bangsa India kuno menganggap bahwa musik langsung berasal dari Dewa. Mereka percaya bahwa Saraswati, istri dewa Brahma, menganugerahkan kepada manusia sebuah alat musik yang paling indah, yaitu Vina.
Vina adalah alat musik petik dengan 7 dawai dan memiliki jangkauan nada 2 oktaf. Bentuknya mirip dengan gitar berlengan panjang. Saraswati juga diyakini sebagai dewi pelindung suara. Seni musik India juga sudah mengenal tangga nada yang mirip dengan Cina. Bedanya, tangga nada India sudah diberi nama, yaitu seperti berikut ini :
Nada Nama Disingkat
FGABCDE SaryaRishabbaGandhawaMadyamaPanchamaDhaivataNishaddha SaRiGaMaPaDhaNi
e). Yahudi ( muali tahun 1500 SM )
Bangsa Yahudi adalah bangsa yang merintis seni musik yang dipersembahkan untuk meluhurkan Allah. Mereka menciptakan madah ( syair yang dinyanyikan dengan suara tunggal ). Alat musik yang dikenal pada zaman Yahudi kuno adalah siter, harpa, dan simbalo.
f). Yunani Kuno ( mulai tahun 1100 SM )
Meskipun Yunani terletak dengan kekuasaan Roma, tetapi kekuatan kebudayaannya masih tetap eksis. Hal ini terbukti dari tetap digunakannya bahasa Yunani sebagai bahasa pengantar di wilayah Laut Tengah sampai abad ke-2.
Masa keemasan kebudayaan Yunani kuno terjadi pada tahun 546 – 323 SM.
Pada waktu itu filsafat, kesusteraan, seni patung, arsitektur, drama, sains, dan musik berkembang dengan sangat pesat.
Menurut mitos Yunani kuno, musik dianggap sebagai ciptaan dewa – dewi atau setengah dewa, seprti Apollo, Amphion, dan Orpheus. Mereka menganggap bahwa musik meiliki kekuasaan ajaib yang dapat menyempurnakan tubuh dan jiwa manusia serta membuat mukjizat dalam dunia alamiah.
Pada masa itu dikenal 9 dewi musik, yaitu :
- Kalliope : Dewi seni sastra syair
- Klio : Dewi sejarah
- Erato : Dewi sastra erotis
- Euterpe : Dewi sastra liris
- Thalia : dewi ria jenaka
- Melpomene : Dewi drama sedih
- Terpsichore : Dewi tari
- Polyhymnia : Dewi seni musik
- Urania : Dewi ilmu bintang
Alat musik yang dikenal waktu itu adalah lyra ( alat musik sejenis harpa kecil }, kithara ( alat musik petik berdawai 5 sampai 7 ), Aulos ( sejenis alat musik tiup terbuat dari kayu yang terdiri daru dua batang yang memiliki lubang jari )
g). Romawi kuno ( mulai tahun 753 SM )
Kekuasaan kekaisaran Roma sangat luas dan kuat sehingga stabilitasnya mampu membantu perkembangan kesenian. Alat musik yang lahir pada masa Romawi, diantaranya sebagai berikut :
- Beberapa jenis musik tiup dari logam seperti terompet dan horn.
- Sejenis organ hidrolis dengan papan tulis yang memanfaatkan tekanan air sebagai peniupnya
Popularitas musik pada zaman Romawi kuno semakin meningkat karena Kaisar Nero pun dikenal sebagai pemusik handal.
2. Musik abad pertengahan ( 500 – 1350 SM )
Abad pertengahan diawali dengan runtuhnya kekuasaan Romawi. Awalnya musik abad pertengahan masih bersifat monofonik. Monofonik berasal dari kata Yunani monos, berarti tunggal, dan phooncoo, yang berarti berbunyi. Monofonik berarti jenis musik yang hanya terdiri satu suara saja tanpa iringan apapun.
Seni musik abad pertengahan juga didominasi oleh musik gereja yang bersumber pada seni musik Yahudi. Saat itu, seni musik monofonik mencapai puncak kesempurnaan artistic, terutama pada masa Paus Gregonius Agung ( 540 – 604 M ). Oleh karena itu musik pada abad pertengahan juga disebut musik Gregorian.
Pada tahun 1050, Guido de Arezzo, teoritikus asal Italia, menciptaka metode menghafal nada, yang berpangkal pada tangga nada hexachord, yaitu deretan 6 nada dengan interval ½ di tengah.
Guide de Arezzo memberi nama nada – nada berdasarkan Hymne Yohanes, yaitu :
Nada Nama Solmisasi
CDEFGA UT ( do )REMIFASOLLA
Sampai tahun 1300 tidak temukan naskah contoh – contoh lagu instrumental. Tetapi ada lukisan dan beberapa gambar pada jendela – jendela gereja yang memperlihatkan jenis – jenis alat musik yang dimainkan. Alat musik itu diantaranya adalah harpa, vielle, organistrum, kecapi, lut, suling, shawm, dan organ. Dengan adanya bukti alat musik tersebut berarti musik polifoni sudah mulai dikenal.
Polifoni adalah musik beberapa suara, termasuk lagu dengan iringan alat musik. Seiring dengan berkembangnya polifoni; berkembang pula jenis – jenis penyajian musik. Berikut ini adalah sebutan – sebutan untuk penyajian musik secara kolosal.
- Discantus : Penyajian lagu dengan satu sampai tiga suara dengan iringan instrument
- Montet : Nyanyian bersama – sama yang menyajikan berbagai macam naskah
- Kanon : Hampir sama dengan montet, tetapi terdapat dua kelompok yang berlainan
saat menyajikan
- Madrigal : Penyajian nyanyian secara bersama – sama dengan empat sampai lima
macam suara yang sekarang dikenal dengan nama paduan suara
- Balatta : Penyajian nyanyian dengan dua atau tiga suara dengan berbagai variasi
3. Musik Zaman Renaisance ( 1350 – 1600 M )]
Renaisance berarti “lahir baru”, dapat pula dimaknakan menemukan kembali jati diri manusia. Manusia dengan akal budi dan aspirasi, cipta, karya, dan karsanya berhak untuk menentukan hal – hal yang berkaitan dengan individunya. Inilah awal humanisme. Sebelum zaman renaisans, teologi terlalu mendapat perhatian yang dominan sehingga segala hal yang berkaitan dengan akal budi manusia harus dikembalikan kepada ketuhanan. Sebagai sebuah sejarah, zaman renaisans merupakan masa peralihan dari abad pertengahan ke abad modern, yang ditandai oleh perhatian kembali terhadap karya klasik, berkembangnya seni baru, dan tumbuhnya ilmu pengetahuan modern.
Dalam masa ini, muncul pertama kali ide tentang komponis agung dengan para pemusik dan komponis dari Belanda dan Perancis Timur. Mereka mendominasi gaya musik Eropa, sehingga awal masa renaisans juga disebut sebagai masa aliran musik Netherlands. Pada masa ini pula mulai dikenal komposisi SATB yang menjadi patokan standar paduan suara hingga kini.
S ( Sopran ) menjadi suara pokok, A ( Alto ) berfungsi sebagai pelengkap harmonis, T ( Tenor ) berfungsi sebagai cantus primusnya, dan B ( Bass ) sebagai dasar harmoni.
Ada 6 variasi bentuk lagu – lagu instrumental pada masa renaisans, yaitu :
a. Musik vocal yang dimainkan dengan alat musik
b. Ansambel berdasarkan melodi – melodi yang sudah ada
c. Bentuk variasi dengan tambahan nada – nada hias untuk mengiringi tarian
d. Bentuk ricercar, fantasia, dan chanzona, yaitu komposisi berdasarkan tema dan variasi
e. Toccata dan prelude, karya bentuk bebas yang memakai banyak variasi
f. Musik tarian, yaitu musik untuk iringan tari
4. Musik Zaman Barok ( 1600 – 1750 M )
Istilah barok diambil dari bahasa Portugis “barocco” yang berarti mutiara. Perkembangan seni musik pada zaman barok diwarnai masa mengambang. Perubahan yang dramatis tidak terlihat, bahkan pada awal masa, banyak kritikan yang mengatakan bahwa karya seni musiknya kurang jelas, kehilangan bentuk normal, kurang bermutu, merosot.
Tetapi ada yang menjadi kelebihan, yaitu mengalir, hidup, lincah, lancar serta penuh perasaan. Pada masa barok mulai diperkenalkan tangga nada mayor dan minor. Komponis besar pada zaman barok adalah Johann Sebastian Bach (1685 – 1750 ) dan George Friederich Handel ( 1685 – 1759 )
5. Musik Zaman Klasik ( 1750 – 1800 )
Frederich Blume ( 1958 ) menyatakan bahwa musik klasik adalah karya seni musik yang sempat mengintikan daya ekspresi dan bentuk sejarah yang tercipta suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat bertahan terus.
Zaman klasik ditandai dengan kembalinya gaya seni yang memperhatikan kaidah – kaidah formal. Banyak seniman yang menengok ke arah lampau zaman klasik dimulai sepeninggal J. S. Bach dan G. F. Handel. Sebenarnya zaman klasik adalah reaksi terhadap zaman barok. Muncul dua gaya dalam musik, yaitu gaya galan dan gaya sensitive.
Komponis pada zaman klasik diantaranya John Stamitz ( 1717 – 1757 ), Franz J. Haydn ( 1732 – 1809 ) dan Wolfgang A. Mozart ( 1765 – 1791 )
6. Musik Zaman Romantik ( 1800 – 1890 )
Pada zaman ini, karya seni musik dianggap lebih mengikuti gerak hati penciptanya, karena itu pada zaman ini begitu bebas dan tak terbatas.
Perkembangan musik romantikdapat dilihat dari fase – fase berikut ini :
a. Romantik awal ( 1800 – 1830 )
Pada masa ini musik diwarnai dengan usaha manusia melarikan diri ke dunia irasional. Sumber digali dari dongeng yang ajaib dan misterius. Komponis terkenal pada masa itu adalah Beethoven.
b. Romantik tinggi ( 1830 – 1850 )
Saat gaya romantic berkembang ke seluruh Eropa, komponis berkarya dengan semangat baru yang romantis. Diantaranya adalah H. Berlioz, Chopin, Liszt, Mendelssohn, Wagner dan Verdi.
c. Romantik akhir ( 1850 – 1890 )
Sifat romantik mengarah pada gaya naturalisme dan nasionalisme. Termasuk dalam tokoh saat itu adalah C. Franck, Bruckner, dan Brahms.
7. Musik Zaman Peralihan ( 1890 – awal abad XX )
Sepeninggal Wagner, musik zaman romantic berakhir. Masa – masa itu mulai banyak peperangan. Gaya musik pun berubah menjadi lebih tegas warna nasionalismenya. Komponis pada zaman peralihan yaitu Cesar Auguste Franck, Gustav Mahler, Peter Ilych T, dan sergei Rachmaninoff.
8. Musik Abad Modern ( 1900 – sekarang )
Seiring munculnya kesadaran untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme, seni musik juga mengalami revolusi gaya dan bentuk. Ciri yang paling penting yaitu sikap yang ingin membebaskan diri dari segala belenggu aturan yang mengekang kebebasan berekspresi. Gaya impresionisme mulai merasuk dalam dunia musik.
Claude Achille Debussy merupakan pelopor aliran improsionisme. Selain menggunakan nada – nada diatonis, Debussy juga mengembangkan nada – nada pentatonis, seperti dalam gamelan jawa.
Ciri lain dari zaman modern adalah industrialisasi dalam segala hal. Tak luput musik pun dipengaruhi industri dengan menggali bunyi – bunyian dari suara mesin. Teknologi audio visual berkembang pesat. Mulailah babak baru musik elektronik.